Program Gema (Gebrak Masker) Aceh yang dilaksanakan serentak pada 4 September 2020 diharapkan tidak menjadi rantai penyebar Covid-19 ke masyarakat gampong.
Warning tersebut dikeluarkan Forum LSM Aceh, organisasi yang berbasis gerakan advokasi masyarakat termasuk yang mengkritisi kebijakan Gema atau Gebrak Masker Aceh.
“Langkah ini sangat berbahaya, sebab Banda Aceh dan Aceh Besar berada pada zona merah Covid-19. Ada potensi petugas Gebrak Masker justru menjadi penyebar virus corona kepada masyarakat di pedesaan,” kata Sekjen Forum LSM Aceh, Sudirman Hasan.
Menurut Sudirman, ada beberapa alasan sehingga Forum LSM Aceh mengkritik kebijakan itu.
Salah satunya, kata Sudirman, Plt Gubernur Aceh mengerahkan banyak sekali ASN dari provinsi ke daerah-daerah hingga lebih mengesankan konvoi ASN—dengan mobil pelat merah—ketimbang misi darurat.
Menurut Forum LSM Aceh, data hingga 2 September 2020, dari 1.648 pasien positif Covid-19 di Aceh, 940 di antaranya berada di wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar.
“Jadi memang pusat endemic Covid-19 untuk wilayah Aceh ada di Banda Aceh dan Aceh Besar yang berkontribusi sebanyak hampir 60 persen dari penyebaran tingkat tersebut,” kata Sudirman Hasan.
Bukan hanya masyarakat biasa bahkan petugas medis di dua wilayah ini juga sudah banyak yang jadi korban virus mematikan itu.
Kasus terbaru, Rabu (2/9/2020) merenggut nyawa seorang dokter di RSUZA Banda Aceh.
“Agak aneh dalam kondisi begini Plt Gubernur Aceh justru menurunkan tim yang sebagian berasal dari zona merah (Kota Banda Aceh dan Aceh Besar) untuk program Gebrak Masker ke desa-desa di seluruh Aceh,” ujar Sudirman yang juga Pengurus Forum Pengurangan Risiko Bencana (F-PRB) Aceh.
Di sisi lain, Sudirman juga menilai langkah Plt Gubernur Aceh menjalankan program Gebrak Masker itu sebuah kegiatan yang terlalu banyak menghamburkan uang.
Anggaran itu, katanya lebih banyak digunakan untuk operasional petugas dibanding untuk pengadaan masker.
Lagi pula, Sudirman menilai, belum tentu masyarakat Aceh mau menggunakan masker sebab sampai sekarang masih banyak yang kurang percaya dengan ancaman Covid-19.
“Harusnya Pemerintah Aceh memperbanyak sosialisasi dengan menurunkan tim inti melibatkan Pemkab/Pemko. Bukan seperti ini terkesan show of force dengan mobil pelat merah dengan tulisan besar-besar ‘Ingat Covid Ingat Masker’ yang belum tentu masyarakat ngerti,” ujar Sudirman.
Sudirman juga mengingatkan, terkait penanganan Covid-19, pentingnya pelibatan unsur Pemkab/Pemko secara aktif.
Jangan semua dikooptasi oleh Pemerintah Aceh, sampai-sampai tim yang turun juga dari provinsi.
“Itu sebuah langkah yang salah karena seolah-olah menjadikan daerah sebagai objek program. Padahal kondisi yang lebih parah justru di Banda Aceh dan Aceh Besar, dua wilayah yang paling dekat dengan pusat kekuasan,” tandas Sekjen Forum LSM Aceh.
Sudirman juga mengingatkan kalau pun Pemerintah Aceh tetap memaksakan untuk menjalankan kebijakan itu, agar semua yang turun ke daerah (Gebrak Masker) wajib tes swab untuk memastikan mereka tidak membawa virus ke masyarakat gampong.
Selama berinteraksi denga masyarakat, petugas juga harus mematahui protokol kesehatan sehingga warga desa akan aman sekaligus menjadi contoh bagaimana cara menghadapi penyebaran virus corona.
Sudirman Hasan mengakui, Forum LSM Aceh yang dipimpimnya termasuk yang diajak untuk terlibat dalam program Gebrak Masker tersebut.
Namun, kata Sudirman karena ada kelemahan program itu, Forum LSM Aceh memilih untuk mengkritisi dari luar.
“Kita tetap mendukung Pemerintah Aceh menghadirkan kebaikan bagi masyarakat. Tapi kalau program itu berisiko dan tidak efektif, kita tetap mengkritisinya,” kata Sudirman.
Seperti diketahui, Gebrak Masker Aceh adalah tindak lanjut surat Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor S.2294/HM.01.03/VIII/2020 Tanggal 4 Agustus 2020, Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 440/3592/BPD Tanggal 14 Agustus 2020, serta Surat Gubernur Aceh Nomor 440/12518 Tangga 24 Agustus 2020 Perihal Gebrak Masker se-Aceh.
Plt Gubernur Aceh telah menyurati seluruh bupati/ wali kota dan pimpinan daerah di seluruh Aceh agar berpartisipasi aktif menyukseskan Gebrak Masker Aceh. (*)